Tuesday 14 May 2013

15 Tips Untuk Menghafal Al Quran



Dipetik dari sebuah blog.

Sesuatu yang paling berhak dihafal adalah Al Qur’an, kerana Al Qur’an adalah Firman Allah, pedoman hidup untuk seluruh umat Islam, sumber dari segala sumber hukum, dan bacaan yang paling sering diulang-ulang oleh manusia. Oleh kerananya, seorang penuntut ilmu hendaknya meletakan hafalan Al Qur’an sebagai perkara utamanya. Berkata Imam Nawawi : “ Hal Pertama (yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu) adalah menghafal Al Quran, kerana dia adalah ilmu yang terpenting, bahkan para ulama salaf tidak akan mengajarkan hadits dan fiqh kecuali bagi siapa yang telah hafal Al Quran. Kalau sudah hafal Al Quran jangan sekali- kali menyibukkan diri dengan hadits dan fiqh atau perkara lainnya, kerana akan menyebabkan hilangnya sebahagian atau bahkan seluruh hafalan Al Quran. “ (Imam Nawawi, Al Majmu’,(Beirut, Dar Al Fikri, 1996) Cet. Pertama, Juz : I, hal : 66))

Di bawah ini beberapa langkah efektif untuk menghafal Al Qur’an yang disebutkan para ulama, insya ALLAH, di antaranya adalah sebagai berikut :

Langkah Pertama : Pertama kali seseorang yang ingin menghafal Al Quran hendaklah mengikhlaskan niatnya hanya kerana Allah saja. Dengan niat ikhlas, maka Allah akan membantu anda dan menjauhkan anda dari rasa malas dan bosan. Suatu pekerjaan yang diniatkan ikhlas, biasanya akan terus dan tidak berhenti. Berbeza kalau niatnya hanya untuk lulus dalam ujian atau hanya ingin ikut perlumbaan, atau kerana yang lain.

Langkah Kedua : Selepas itu, ia melakukan Solat Hajat dengan memohon kepada Allah agar dipermudahkan di dalam menghafal Al Qur’an. Waktu solat hajat ini tidak ditentukan dan doanya pun bergantung kepada masing-masing. Hal ini sebagaimana yang diriwayat Hudzaifah ra, yang berkata :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا حزبه أمر صلى
“ Bahawasanya Rasulullah SAW jika ditimpa suatu masalah baginda langsung mengerjakan solat. “

Langkah Ketiga : Memperbanyak doa untuk menghafal Al Quran.
Doa ini memang tidak terdapat dalam hadits, akan tetapi seorang muslim boleh berdoa menurut kemampuan dan bahasanya masing-masing. Mungkin anda boleh berdoa seperti ini:
“Ya Allah berikanlah kepadaku taufik agar dapat menghafal Al Quran, dan berikanlah aku kekuatan untuk terus membacanya siang dan malam sesuai dengan redha dan tuntutan-Mu , Yang Maha Pengasih “.

Langkah Keempat : Menetapkan salah satu cara atau jalan untuk menghafal Al Quran. Sebenarnya terdapat banyak cara  yang boleh digunakan untuk menghafal Al Quran, bergantung  kepada diri masing-masing untuk menggunakan cara yang sesuai dengan dirinya. Di sini hanya akan disebutkan dua cara yang sering dipakai oleh sebahagian penghafal, dan terbukti sangat efektif :

Cara Pertama : Menghafal per satu halaman ( menggunakan Mushaf Madinah ). Iaitu kita membaca satu lembar yang ingin kita hafal sebanyak tiga atau lima kali secara betul, setelah itu barulah kita mulai menghafalnya. Setelah hafal satu lembar, baru kita pindah kepada lembaran berikutnya dengan cara yang sama. Dan jangan sampai pindah ke halaman berikutnya kecuali telah mengulangi halaman- halaman yang sudah kita hafal sebelumnya. Sebagai contoh : jika kita sudah menghafal satu lembar kemudian kita lanjutkan pada lembar ke-dua, maka sebelum menghafal halaman ke-tiga, kita harus mengulangi dua halaman sebelumnya. Kemudian sebelum menghafal halaman ke-empat, kita harus mengulangi tiga halaman yang sudah kita hafal. Kemudian sebelum meghafal halaman ke-lima, kita harus mengulangi empat halaman yang sudah kita hafal. Jadi, tiap hari kita mengulangi lima halaman : satu yang baru, empat yang lama. Jika kita ingin menghafal halaman ke-enam, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya, yaitu halaman dua, tiga, empat dan lima. Untuk halaman satu kita tinggalkan dahulu, kerana halaman satu sudah terulangi sebanyak lima kali. Jika kita ingin menghafal halaman ke-tujuh, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya, yaitu halaman tiga, empat, lima, dan enam. Untuk halaman satu dan dua kita tinggalkan dahulu, kerana kita sudah mengulanginya lima kali, dan begitulah seterusnya.
Perlu diperhatikan juga, setiap kali kita menghafal satu halaman sebaiknya ditambah satu ayat di halaman berikutnya, agar kita boleh menyambungkan hafalan antara satu halaman dengan halaman berikutnya.

Cara Kedua : Menghafal per- ayat , yaitu membaca satu ayat yang ingin kita hafal tiga atau lima kali secara betul, setelah itu, barulah kita mula menghafal ayat tersebut. Setelah selesai, kita pindah ke ayat berikutnya dengan cara yang sama, dan begitu seterusnya sehingga satu halaman. Akan tetapi sebelum pindah ke ayat berikutnya kita harus mengulangi apa yang sudah kita hafal dari ayat sebelumnya. Setelah satu halaman, maka kita mengulanginya sebagaimana yang telah diterangkan pada cara yang pertama.
Untuk memudahkan hafalan, kita juga boleh membahagi Al Quran menjadi tujuh hizb (bahagian) :
  1. Surat Al Baqarah sampai Surat An Nisa’
  2. Surat Al Maidah sampai Surat At Taubah
  3. Surat Yunus sampai Surat An Nahl
  4. Surat Al Isra’ sampai Al Furqan
  5. Surat As Syuara’ sampai Surat Yasin
  6. Surat As Shoffat sampai Surat Al Hujurat
  7. Surat Qaf sampai Surat An Nas
Boleh juga dimulai dari bahagian terakhir iaitu bermula dari Surat Qaf sampai Surat An Nas, kemudian masuk pada bahagian ke-enam dan seterusnya.

Langkah Kelima : Memperbaiki Bacaan.
Sebelum kita mulai menghafal, hendaknya kita memperbaiki bacaan Al Quran agar sesuai dengan tajwid. Perbaikan bacaan meliputi beberapa perkara, di antaranya :
1) Memperbaiki Makhroj Huruf. Seperti huruf (dzal) jangan dibaca (zal), atau huruf (tsa) jangan dibaca (sa’) sebagaimana contoh di bawah ini :
ثم —— > سم / الذين —- > الزين
2) Memperbaiki Harakat Huruf .

Langkah Keenam : Untuk memastikan agar bacaan baik, hendaknya hafalan yang kita ada, kita perdengarkan kepada orang lain, agar orang tersebut dapat membantu kita memperbetulkankan jika bacaan kita salah. Hal ini kerana kebanyakan ketika kita menghafal sendirian, sering terjadi kesalahan dalam bacaan kita, kerana kita tidak pernah memperdengarkan hafalan kita kepada orang lain, sehingga kesalahan itu terus terbawa dalam hafalan kita, dan kita menghafalnya dengan bacaan tersebut bertahun-tahun lamanya tanpa mengetahui bahawa itu bacaan itu salah, sampai orang lain yang mendengarkannya akhirnya memberitahukan kesalahan tersebut. Orang lain yang dimaksudkan adalah seperti orang yang mahir dalam bacaan Al Quran.

Langkah Ketujuh : Faktor lain agar bacaan kita baik dan tidak salah, adalah memperbanyak untuk mendengar bacaan Al Quran murattal dari syekh yang hebat dalam bacaannya. Kalau boleh, tidak hanya sekadar mendengar sambil melakukan kerja lain, akan tetapi mendengar dengan serius dan secara teratur. Untuk diketahui, akhir-akhir ini – Alhamdulillah – banyak saluran televisyen yang menyiarkan secara langsung pelajaran Al Quran, malah kita boleh menghubungi guru Al Quran untuk memperdengarkan bacaan kita.

Langkah Kelapan : Untuk menguatkan lagi hafalan, hendaklah kita mengulangi halaman yang sudah kita hafal sekerap yang mungkin, jangan sampai kita sudah merasa hafal satu halaman, kemudian kita tinggalkan hafalan tersebut dalam tempoh yang lama, hal ini akan menyebabkan hilangnya hafalan tersebut. Diriwayatkan bahwa Imam Ibnu Abi Hatim, seorang ahli hadits yang hafalannya sangat terkenal dengan kuatnya hafalannya. Pada suatu ketika, beliau menghafal sebuah buku dan diulanginya berkali-kali, mungkin sampai tujuh puluh kali. Kebetulan dalam rumah itu ada nenek tua. Kerana nenek tua itu sering mendengar hafalan beliau yang sering mengulang-ulang hafalannya, sehinggakan nenek tersebut bosan mendengarnya, kemudian nenek tersebut memanggil Ibnu Abi Hatim dan bertanya kepadanya : Wahai anak, apa kah yang sedang engkau lakukan ? “ Saya sedang menghafal sebuah buku “ , jawabnya. Berkata nenek tersebut : “ tidak susah seperti itu, saya saja sudah hafal buku tersebut hanya dengan mendengar hafalanmu.” . “ Kalau begitu, saya ingin mendengar hafalanmu “ kata Ibnu Abi Hatim, lalu nenek tersebut mulai mengeluarkan hafalannya. Selepas kejadian itu berlalu setahun lamanya, Ibnu Abi Hatim datang kembali kepada nenek tersebut dan meminta agar nenek tersebut menngulangi hafalan yang sudah dihafalnya setahun yang lalu, ternyata nenek tersebut sudah tidak hafal sama sekali tentang buku tersebut, dan sebaliknya Ibnu Abi Hatim, tidak ada satupun hafalannya yang lupa. Cerita ini menunjukkan bahwa mengulang-ulang hafalan sangatlah penting. Jika hanya sekadar menghafal banyak orang lain juga boleh melakukannya dengan cepat, sebagaimana nenek tadi. Bahkan kita sering mendengar seseorang boleh menghafal Al Quran dalam hitungan minggu atau hitungan bulan, dan hal itu tidak terlalu sulit, akan tetapi yang sulit adalah menjaga hafalan dan mengulanginya secara berterusan.

Langkah Kesembilan : Faktor lain yang menguatkan hafalan adalah menggunakan seluruh panca indra yang kita miliki. Maksudnya kita menghafal bukan hanya dengan mata saja, akan tetapi diikuti dengan membacanya melalui mulut kita, dan kalau perlu kita lanjutkan dengan menulisnya ke dalam buku atau kertas. Ini sangat membantu hafalan seseorang. Cara menghafal Al Quran yang diterapkan di sebahagian daerah di Marokko adalah dengan menuliskan hafalannya di atas papan kecil yang dipegang oleh murid masing-masing, setelah mereka boleh menghafalnya di luar kepala, baru tulisan tersebut dicuci dengan air.

Langkah Kesepuluh : Menghafal kepada seorang guru.
Menghafal Al Quran kepada seorang guru yang mahir dalam Al Quran adalah sangat diperlukan agar seseorang boleh menghafal dengan baik dan betul. Rasulullah saw sendiri menghafal Al Quran dengan Jibril as, dan mengulanginya pada bulan Ramadlan sampai dua kali khatam.

Langkah Kesebelas : Menggunakan satu jenis mushaf Al Quran dan jangan sekali-kali pindah dari satu jenis mushaf kepada yang lainnya.Kerana mata kita akan ikut menghafal apa yang kita lihat. Jika kita melihat satu ayat lebih dari satu posisi, jelas itu akan menyebabkan hafalan kita kurang jelas. Masalah ini, sudah diimbau oleh salah seorang penyair dalam tulisannya :
العين تحفظ قبل الأذن ما تبصر فاختر لنفسك مصحف عمرك الباقي .
“ Mata akan menghafal apa yang dilihatnya- sebelum telinga- , maka pilihlah satu mushaf untuk anda selama hidupmu.”
Yang dimaksud jenis mushaf di sini adalah model penulisan mushaf.

Langkah Keduabelas : Pilihlah waktu yang tepat atau sesuai untuk menghafal, dan ini bergantung kepada diri sendiri. Akan tetapi dalam suatu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, disebutkan bahwasanya Rosulullah saw bersabda :
إن الدين يسر ، ولن يشاد الدين أحد إلا غلبه ، فسددوا وقاربوا و أبشروا ، واستعينوا بالغدوة والروحة وشئ من الدلجة
“ Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada yang mempersulit diri dalam agama ini kecuali dia akan capai sendiri, makanya amalkan agama ini dengan benar, pelan-pelan, dan berilah kabar gembira, serta gunakan waktu pagi, siang dan malam ( untuk mengerjakannya ) “ ( HR Bukhari )
Dalam hadist di atas disebutkan waktu pagi, siang dan malam, ertinya kita boleh menggunakan waktu-waktu tersebut untuk menghafal Al Quran. Sebagai contoh : di waktu pagi, selesai solat subuh sampai terbitnya matahari, kita boleh gunakan untuk menghafal Al Qur’n atau untuk mengulangi hafalan tersebut..

Langkah Ketigabelas : Salah satu waktu yang sangat tepat untuk melakukan pengulangan hafalan adalah waktu ketika sedang mengerjakan solat –solat sunnah, baik di masjid ataupun di rumah. Hal ini kerana waktu solat, seseorang sedang fokus menghadap Allah, dan fokus inilah yang membantu kita dalam mengulangi hafalan. Berbeza ketika di luar solat, seseorang cenderung untuk bosan berada dalam satu posisi, ia ingin selalu bergerak, kadang matanya melihat ke kanan atau kiri, atau kepalanya akan meleihat ketika ada sesuatu yang menarik, atau bahkan kawannya akan menghampirinya dan mengajaknya berbual . Berbeza kalau seseorang sedang solat, kawannya yang punya kepentingan kepadanya pun terpaksa menunggu selesainya solat dan tidak berani mendekatinya, dan begitu seterusnya.

Langkah Keempatbelas : Salah satu faktor yang membantu hafalan adalah memperhatikan ayat-ayat yang serupa (mutasyabih) . Biasanya seseorang yang tidak memperhatikan ayat-ayat yang serupa ( mutasyabih ), hafalannya akan tumpang bertindih antara satu dengan lainnya. Ayat yang ada di juz lima umpamanya akan terbawa ke juz sepuluh. Ayat yang mestinya ada di surat Surat Al-Maidah akan terbawa ke surat Al-Baqarah, dan begitulah seterusnya. Di bawah ini ada beberapa contoh ayat-ayat serupa ( mutasyabihah ) yang seseorang sering melakukan kesalahan ketika menghafalnya :
- ﴿ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ﴾ البقرة 173 < ———— > ﴿ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ) المائدة 3 ، والأنعام 145، و النحل 115
- ( ذلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّين بغير الحق ) البقرة : 61
( إن الذين يكفرون بآيات اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّين بغير حق ) آل عمران : 21
( ذلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأنبياء بغير حق ) آل عمرن : 112
Untuk melihat ayat –ayat mutasyabihat seperti ini secara lebih lengkap boleh lah merujuk buku – buku berikut :
  • Duurat At Tanzil wa Ghurrat At Ta’wil fi Bayan Al Ayat Al Mutasyabihat min Kitabillahi Al Aziz , karya Al Khatib Al Kafi.
  • Asrar At Tikrar fi Al Qur’an, karya : Mahmud bin Hamzah Al Kirmany.
  • Mutasyabihat Al Qur’an, Abul Husain bin Al Munady
  • ‘Aunu Ar Rahman fi Hifdhi Al Qur’an, karya Abu Dzar Al Qalamuni
Langkah Kelimabelas : Setelah hafal Al Quran, jangan sampai ditinggalkan begitu sahaja. Banyak dari teman-teman yang sudah menamatkan Al Quran di salah satu pondok, setelah keluar dan sibuk dengan pelajarannya yang lebih tinggi, atau setelah menikah atau sudah sibuk pada suatu pekerjaan, dia tidak lagi mempunyai program atau masa untuk menjaga hafalannya kembali, sehingga Al-Quran yang sudah dihafalnya beberapa tahun di pondok akhirnya hanya tinggal kenangan sahaja. Setelah ditinggalkan lama dan sibuk dengan urusannya, ia merasa berat untuk mengembalikan hafalannya lagi. Fenomena seperti sangat banyak terjadi dan hal itu sangat disayangkan sekali.
Yang paling penting dalam hal ini bukanlah menghafal, kerana banyak orang boleh menghafal Al Quran dalam waktu yang sangat singkat, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga hafalan tersebut agar tetap terus ada dalam dada kita. Di sinilah letak perbezaan antara orang yang benar-benar istiqamah dengan orang yang hanya rajin pada awalnya saja. Kerana, untuk menjaga hafalan Al Quran memerlukan keinginan yang kuat dan istiqamah yang tinggi. Dia harus meluangkan waktunya setiap hari untuk mengulangi hafalannya. Banyak cara untuk menjaga hafalan Al Quran, masing-masing tentunya memilih yang terbaik untuknya. Diantara cara untuk menjaga hafalan Al Quran adalah seeperti berikut :
  • Mengulangi hafalan mengikut waktu solat lima waktu. Seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan solat lima waktu, hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk mengulangi hafalannya. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap solat dibahagi menjadi dua bagian, sebelum solat dan sesudahnya. Sebelum sholat umpamanya : sebelum azan, dan waktu antara adzan dan iqamah. Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum azan agar waktu untuk mengulangi hafalannya lebih panjang. Kemudian setelah solat, iaitu setelah membaca zikir ba’da solat atau zikir pagi pada sholat. Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum solat sebanyak seperempat juz dan sesudah solat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia boleh mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau boleh istiqamah seperti ini, maka dia boleh mengkhatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa membuang waktunya sama sekali. Kalau dia boleh menyempurnakan setengah juz setiap hari pada solat malam atau solat-solat sunnah lainnya, bererti dia boleh menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan boleh mengkhatamkan Al Quran pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang mengkhatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali.
  • Ada sebahgian orang yang mengulangi hafalannya pada malam saja, iaitu ketika ia mengerjakan solat tahajud. Biasanya dia menghabiskan solat tahajudnya selama dua jam. Cuma kita tidak tahu, selama dua jam itu berapa juz yang ia dapatkan. Menurut ukuran umum, kalau hafalannya lancar, biasanya ia boleh menyelesaikan satu juz dalam waktu setengah jam. Bererti, selama dua jam dia boleh menyelesaikan dua sampai tiga juz dengan dikurangi waktu sujud dan rukuk.
  • Ada juga sebahagian teman yang mengulangi hafalannya dengan cara masuk dalam halaqah para penghafal Al Quran. Kalau halaqah tersebut berkumpul setiap tiga hari sekali, dan setiap peserta wajib memperdemgarkan hafalannya kepada temannya lima juz bererti masing-masing dari peserta mampu menghatamkan Al Quran setiap lima belas hari sekali. Inipun hanya boleh terlaksana jika masig-masing dari peserta mengulangi hafalannya sendiri-sendiri dahulu.

No comments:

Post a Comment